TERASKATAKALTIM.com – Anggota DPRD Kaltim dari Fraksi Partai Kebangkitan (PKB), Sutomo Jabir memberikan sejumlah catatan hingga kritik dalam kepemimpinan Gubernur dan wakil Gubernur Kaltim Isran Noor – Hadi Mulyadi.
Menurutnya, memasuki tahun ketiga sejak dilantik Oktober 2018 lalu, banyak capaian hasil pembangunan. Namun tak sedikit pula target yang belum tercapai.
Kata dia, di tahun ke-3 ini masih banyak yang tidak terlihat perkembangan pembangunan, baik penghubung infrastruktur antara daerah hingga infrastruktur penunjang pendidikan.
“Tiga tahun terakhir belum bisa dibanggakan. Tidak sesuai dengan visi dan misi arah pembangunan Kaltim yaitu Kaltim Berdaulat, saya anggap gagal,” ungkap Sutomo Jabir, Senin (05/04/2021).
Pada tahun 2020 disebutkan Kaltim alami kontraksi ekonomi. Pada Triwulan IV ekonomi Kaltim turun sebesar 2,83 persen, jika dibandingkan dengan Triwulan III-2020 tumbuh positif sebesar 2,06 persen.
Hal tersebut ditengarai karena faktor pandemi Covid-19 yang berlangsung dari awal Februari 2020. Pembatasan sosial memberikan dampak yang cukup signifikan bagi perekonomian di berbagai wilayah di dunia maupun di Indonesia. Termasuk Kaltim.
Namun kata anggota Komisi III ini, pemerintah cendrung tidak memiliki solusi yang terarah untuk tangani itu.
“Di tahun 2020 Kaltim mengalami kontraksi ekonomi dan Kaltim mengalami minus sekitar 2,85 persen sementara secara nasional hanya minus sekitar 2,07 persen. Nah itu fakta yang sulit dibantahkan,” urai Sutomo.
lanjut, kemudian di sektor pangan, disebutkan Kaltim masih melakukan aktivitas impor dari luar daerah. Padahal kata Jabir, Kaltim memiliki potensi menjadi lumbung pangan.
Ia menjelaskan, ketergantungan terhadap bahan impor menjadi sebuah catatan bahwa Kaltim belum bisa berdaulat di sektor pangan. Justru potensi menjadikan Benua Etam sebagai lumbung pangan bak mimpi belaka
“Potensi itu ada, tinggal terobosan Pemerintah Kaltim. Mau apa tidak,” paparnya.
Catatan lain ketika Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) 2020, Kaltim alami peningkatan penduduk yang berkategori miskin sekitar 6,1 persen di semester pertama 2020. Sementara semester III mengalami peningkatan sekitar 6,5 persen.
Menurutnya, respon pemerintah dalam penanganan pandemi cendrung ikut-ikutan, bahkan tidak tepat sasaran. Akibatnya angka kemiskinan meningkat.
“Pemerintah harus konsisten dalam menjalankan visi dan misi, kalau bicara peningkatan infrastruktur jalan, Kaltim memiliki sekitar 895 Km jalan namun tidak sampai 100 Km yang berkategori baik,” terangnya.
Disisi peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) pun, kinerja Isran-Hadi masih jauh dari harapan, Walaupun pemerintah telah menjalankan program beasiswa Kaltim Tuntas.
“Selama tahun 2018 hingga 2020 paling banyak 8 gedung sekolah SMA yang dibangun sementara Kaltim memiliki 7 Kabupaten dan 3 Kota Madya, apalagi perguruan tinggi, kan tidak ada yang dibangun,” pungkasnya. (*).
Komentar