TERASKATAKALTIM.COM – Tak pernah terbesit di benak Juharna (32) saat keinginannya makan semeja bersama Wakil Wali Kota Bontang Najirah bisa terwujud.
Berawal dari iseng membuat status di laman media sosialnya, wanita yang tengah hamil lima bulan ini, akhirnya bisa merasakan makan semeja bareng orang nomor dua di Bontang yang Ia idolakan selama ini.
“Awalnya iseng saja buat status di Facebook. Tidak pernah juga mikir bisa kesampaian, sadar diri juga saya siapa,” ujar Juharna yang merupakan warga Jl Selat Malaka RT 55, Kelurahan Berebas Tengah. Minggu (8/9/2021).
Keinginan Hasna sapaan akrabnya, ini ternyata Ia rasakan sejak Ia mengandung anak ke-tiganya ini, bahkan saking besarnya keinginannya untuk bisa makan bersama Najirah, setiap Dia makan, Dia selalu memandangi foto Najirah dan berkhayal sedang makan bersamanya.
Ia pun tak menyangka saat sebuah mobil dengan plat hitam KT 403 SR berhenti di depan rumahnya, sekira pukul 13:00 WITA. Bahkan sempat tidak percaya lantaran orang yang keluar dari mobil itu adalah Wakil Wali Kota, bersama dua orang ajudannya.
Usai dijemput, Najirah pun membawa Asna bersama saudaranya Rusdiana ke Rujab Wakil Wali Kota Bontang, untuk makan bersama.
“Kaget waktu lagi asuh anak dijemput Bu Najirah langsung. Senang sekali bisa terwujud keinginan saya. Apalagi dimasakin langsung sama Ibu Najirah,” ungkapnya.
Usai makan dan berbincang dengan sosok idolanya. Hasna pun mengungkapkan keinginannya untuk memberi nama anaknya Najirah jika nantinya perempuan. Atau menamai anaknya Adi Darma jika diberi anak pria.
Mendengar pernyataan itu, hati Najirah terenyuh. Apalagi saat Asna menceritakan, jika ia tidak bisa makan apabila tidak melihat fotonya dirinya. Moment ini pun merupakan kali pertama baginya yang tak akan Ia lupakan.
“Saya kaget dan terenyuh beliau ngidam sampai seperti itu, pas baca postingannya habis shalat dzuhur saya langsung jemput di rumahnya. Saya bawa ke Rujab untuk makan bersama,” ujar Najirah kepada media teraskatakaltim.com. Minggu (8/8/2021).
Najirah pun mengungkapkan, bahwa dirinya tak pernah membedakan siapapun. Baik itu pejabat ataupun masyarakat biasa. Menurutnya, semua orang dimatanya sama.
“Saya tidak pernah membedakan siapa pun, pintu rumah saya selalu terbuka bagi siapa saja yang mau datang kerumah,” timpalnya. (**)
Komentar