Cipayung, 22 November 2024 – Dalam rangka memperingati Hari Kesehatan Mental Sedunia yang jatuh pada 10 Oktober, Universitas Paramadina melalui Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK-R) Madina bekerja sama dengan Program Studi Manajemen Universitas Paramadina dan PIK-R Bangka Jakarta Selatan sukses menggelar Seminar Nasional bertema “Self-Care di Era Modern: Kunci Menghadapi Tekanan Hidup”. Seminar ini diadakan di Kampus Cipayung Universitas Paramadina pada Jumat, 22 November 2024, dan menghadirkan para pembicara inspiratif dari berbagai latar belakang.
Generasi muda saat ini menghadapi tekanan luar biasa dari lingkungan sosial maupun keluarga, yang berdampak pada kesehatan mental. Seminar ini bertujuan memberikan edukasi dan solusi praktis dalam menjaga kesehatan mental di tengah tuntutan hidup modern.
Sebagai keynote speaker, Prof. Dr. Seto Mulyadi, S.Psi., M.Si., Psikolog, atau yang akrab disapa Kak Seto, menekankan pentingnya mengapresiasi potensi anak. “Semua anak pada dasarnya unggul di bidangnya masing-masing. Orang tua dan guru harus berhenti membandingkan anak dengan orang lain. Sebaliknya, berikan apresiasi dan dorongan untuk menggali potensi mereka,” ujar Kak Seto. Ia menambahkan bahwa perhatian dan kasih sayang adalah kunci menciptakan lingkungan kondusif untuk anak.
Dalam paparannya, Ananda Stevvan Vallentino Petrix Pratama, Duta Generasi Berencana (Genre) Indonesia Berprestasi 2024, menyebut media sosial sebagai pisau bermata dua. “Media sosial dapat menjadi sumber tekanan, tetapi juga peluang. Kita harus bijaksana dan berhenti membandingkan diri dengan orang lain,” jelasnya. Ia mendorong generasi muda untuk menjadikan perbedaan sebagai motivasi untuk berkembang.
Kenita Putri, S.Psi., M.M., Dosen Program Studi Manajemen Universitas Paramadina, membahas fenomena generasi strawberry yang kreatif namun rentan secara mental. Ia menekankan bahwa kesehatan mental sangat berpengaruh terhadap produktivitas di tempat kerja. “Burnout dapat menurunkan kinerja. Oleh karena itu, penting bagi individu untuk memahami dan menjaga kesehatan mental mereka,” ujar Kenita.
Dosen Psikologi Universitas Paramadina, Johan Ramadhan Nurwardana, S.Psi., M.A., menggarisbawahi pentingnya pengelolaan stres dalam menghadapi tuntutan hidup. “Stres dapat diatasi melalui berbagai cara seperti olahraga, seni, atau healing. Kita juga perlu merangkul komunitas untuk menyebarluaskan informasi terkait kesehatan mental, sehingga dampaknya lebih luas,” tuturnya.
Seminar ini menjadi momentum penting untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesehatan mental di berbagai lapisan masyarakat, terutama di era modern yang penuh tekanan. Diharapkan, upaya kolaboratif antara individu, keluarga, dan komunitas dapat menciptakan lingkungan yang lebih suportif untuk kesejahteraan mental semua pihak.
Komentar